Akuntansi untuk Bahan Langsung
Akuntansi untuk bahan langsung menyangkut biaya-biaya yang menyangkut pengadaan bahan baku adalah biaya pesan (order cost) dan biaya simpan ( carrying cost). Logikanya terlalu sering memesan bahan baku dampaknya akan terlalu tinggi biaya pesan dan rendah pada biaya simpan. Demikian juga, terlalu jarang memesan bahan baku maka dampaknya akan tinggi pada biaya simpan, dan rendah pada biaya pesan.
Saat pembelian bahan baku secara tunai sebesar Rp. 1.500.000,-
D: Bahan baku== Rp. 1,500.000,-
K: Kas================= Rp. 1,500.000,-
Saat pembelian bahan baku secara kredit Rp. 2,000.000,-
D: Bahan baku== Rp. 2.000.000,-
K: Utang Dagang========== Rp. 2.000.000,-
Saat mencatat retur pembelian bahan baku yang tadinya dibeli secara kas sebesar Rp.350.000,-
D: Kas======== Rp. 350.000,-
K: Bahan baku=========== Rp. 350.000,-
Saat mencatat retur pembelian bahan baku yang tadinya dibeli secara kredit sebesar Rp.500.000,-
D: Kas======== Rp. 350.000,-
K: Bahan baku=========== Rp. 350.000,-
Saat mencatat retur pembelian bahan baku yang tadinya dibeli secara kredit sebesar Rp.500.000,-
D: Utang Dagang= Rp. 500.000,-
K: Bahan baku=========== Rp. 500.000,-
Digunakan bahan baku langsung Rp. 800.000,- sedangkan bahan baku tidak langsung Rp. 95.000,-
Saat penggunaan bahan baku
D: Barang Dalam Proses Rp. 800.000,-
D: Overhead Pabrik=== Rp. 95.000,-
K: Bahan baku============= Rp. 895.000,-